Minggu, 09 Desember 2012 |
1 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bimbingan yang
dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia
memiliki kepribadian yang Islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan
itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain.
Disamping itu pendidikan bertujuan agar terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan
manusia yang menghambakan diri kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.
Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran umum dan pengajaran
agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang disebut dengan metode
pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama Islam mencakup pembinaan
keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut pembinaan rasa Iman, rasa
beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu cara yang paling
tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan
Islam kepada anak didik.
Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun
dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar materi pendidikan Islam tersebut
dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam pendidikan
Islam metode pendidikan ini disebut dengan istilah “Thariqatut Tarbiyah” atau
“Thariqatur Tahzib”
Dalam Al-Qur’an dan Hadits dapat ditemukan berbagai
metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan,mendidik jiwa, dan
membangkitkan semangat, juga mampu menggugah puluhan ribu Muslimin untuk
membuka hati umat manusia menerima tuntunan Allah. Dalam hal ini, salah satunya
metode dakwah yang merupakan metode pendidikan yang berfungsi untuk mengajak
dan membawa uamtnya ke jalan Allah dan untuk mendapat keridhoan-Nya. Untuk itu,
pemakalah akan menguak lebih jelas mengenai metode pendidikan atau yang dikenal
dengan metode pengajaran secara global dalam bab pembahasan yang selanjutnya
B. Rumusan Masalah
1.
Apa makna yang terkandung dalam Surat Al-a’rof ayat 176
2. Apa
makna yang terkandung dalam surat Ibrahim ayat 24-25
3. Apa
makna yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 125
4. Apa
makna yang terkandung dalam surat Al-Ahzab ayat 2
C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat oleh pemakalah adalah untuk memenuhi
tugas Dosen Mata Kuliah Tafsir Tafsir Tarbawi semester IV Universitas Islam
Lamongan (UNISLA) oleh Bapak Victor Immadudin Ahmad, S.Th.I M.Ag dan untuk
mengetahui beberapa metode pembelajaran yang cocok untuk kita praktekkan sa’at
sudah terjun langsung dalam dunia pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kandungan Surat
Al-‘Araf Ayat 176
ولوشئنا لرفعنه بها ولكنه أخلد الى الآرض واتبع هواه فمثله
كمثل الكلب ان تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبوا بأيتنا
فاقصص القصص لعلهم يتفكرون -176
Artinya :
“Dan kalau kami menghendaki,
sesungguhnya kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkan lidahnya dan
jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah
(kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (176)
Analisis Surat
Al-‘Araf Ayat 176 :
(ولوشئنا لرفعنه بها) Sesungguhnya kami
tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu dan menjadikan kalian kedudukan
yang tinggi melalui pengamalan ayat-ayat tersebut, akan tetapi dia cenderung
kepada dunia dan harta, lebih mencintai dunia dan mementingkan kenikmatan
dunia.
(واتبع هواه) Bagi orang-orang yang belum dihadapkan dengan kenikmatan akhirat, belum diberikan petunjuk dengan ayat-ayat Allah, lahir bathinnya belum diberikan kesempurnaan dan belum bisa mensyukuri nikmat Allah dengan adanya keridhoan-Nya. Perumpaman orang yang seperti itu bagaikan seekor anjing yang lagi hina yaitu anjing yang apabila dihalau maka dia mengulurkan lidahnya dan apabila dibiarkan maka dia mengulurkan lidahnya juga, dan ini merupakan sifat yang jelek dan hina yang diserupakan dengan seekor anjing. Andaikan ada sifat orang yang serupa dengan seekor anjing ini merupakan kejadian yang sangat aneh/asing, yaitu merupakan bagi orang-orang hampa akan pengetahuan mengenai ayat-ayat Allah. Dan perumpamaan yang aneh/asing ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan sombong kepada Allah.
(واتبع هواه) Bagi orang-orang yang belum dihadapkan dengan kenikmatan akhirat, belum diberikan petunjuk dengan ayat-ayat Allah, lahir bathinnya belum diberikan kesempurnaan dan belum bisa mensyukuri nikmat Allah dengan adanya keridhoan-Nya. Perumpaman orang yang seperti itu bagaikan seekor anjing yang lagi hina yaitu anjing yang apabila dihalau maka dia mengulurkan lidahnya dan apabila dibiarkan maka dia mengulurkan lidahnya juga, dan ini merupakan sifat yang jelek dan hina yang diserupakan dengan seekor anjing. Andaikan ada sifat orang yang serupa dengan seekor anjing ini merupakan kejadian yang sangat aneh/asing, yaitu merupakan bagi orang-orang hampa akan pengetahuan mengenai ayat-ayat Allah. Dan perumpamaan yang aneh/asing ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan sombong kepada Allah.
Pada
waktu manusia merasa bahagia karena adanya mukjizat Al-qur’an yang menampakan
kejadian-kejadian orang Yahudi yang tidak menyukai adanya Nabi Muhammad SAW.
Wahai rasul, ceritakanlah kepada orang Yahudi tentang orang yang diserupakan
dengan seekor anjing karena mendustakan ayat-ayat Allah agar mereka dapat
menjauhi jalan yang sesat dan kembali untuk meraih rahmat Allah, mensyukuri
nikmat Allah dan mempelajari nama-nama kebesaran Allah. Jikalau mereka
dipanggil oleh Allah, mereka menjawab akan tetapi mereka tidak menaati-Nya,
karena hanya taat kepada selain Allah.
(لعلهم يتفكرون) Maka takutlah dengan adanya perumpamaan-perumpamaan yang seperti itu, karena Allah lebih mengetahui sifat-sifat umat Nabi Muhammad SAW dikarenakan beliau adalah manusia yang paling benar untuk diikuti dan dapat menolong manusia dari kesesatan.
(لعلهم يتفكرون) Maka takutlah dengan adanya perumpamaan-perumpamaan yang seperti itu, karena Allah lebih mengetahui sifat-sifat umat Nabi Muhammad SAW dikarenakan beliau adalah manusia yang paling benar untuk diikuti dan dapat menolong manusia dari kesesatan.
Dalam ayat selanjutnya dijelaskan
ساء مثلا القوم
الذين كذبوا بأيتنا وأنفسهم كانوا يظلمون -177.
.“Amat buruklah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka
sendirilah mereka berbuat dzalim”. (177)
(ساء مثلا) Perumpamaan orang-orang yang
mendustakan dan menentang ayat-ayat Allah, diserupakan dengan seekor anjing
yang tidak mempunyai apa-apa hanya memikirkan makanan dan hawa nafsunya saja.
Akhlak orang-orang yang dzalim karena penuh dengan kedustaan maka Allah akan
mendzalimi mereka dengan menjauhkan diri mereka dari petunjuk Allah. Dalam
sebuah hadits telah disebutkan orang diserupakan dengan seekor anjing dan telag
ditetapkan dalam Soheh Kitab As-Sittah. Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasulullah
SAW telah bersabda :”Bukankah orang yang hina kembali kepada kekotoran/kehinaan
bagaikan seekor anjing yang mengeluarkan muntahnya”.
Amat buruknya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah diumpamakan dengan seekor anjing yang mengeluarkan muntahnya penuh dengan kotoran yang sangat menjijikkan.
Amat buruknya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah diumpamakan dengan seekor anjing yang mengeluarkan muntahnya penuh dengan kotoran yang sangat menjijikkan.
B. Kandungan Surat Ibrahim Ayat 24-25
ألم تر كيف ضرب
الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها ثابت وفرعها فى السماء -24
تؤتى أكلها كل حين باذن ربها ويضرب الله الآمثال للناس لعلهم يتذكرون -25
تؤتى أكلها كل حين باذن ربها ويضرب الله الآمثال للناس لعلهم يتذكرون -25
Artinya :
“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik,akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit”. (24).
“Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (25).
Analisis Surat Ibrahim ayat 24 - 25
“Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (25).
Analisis Surat Ibrahim ayat 24 - 25
Wahai manusia, tidakkah kalian mengetahui bagaimana Allah memberikan
perumpamaan mengenai kalimat yang baik seperti pohon yang baik. Kalimat yang
baik adalah kalimat Tauhid, kalimat orang Islam dan kalimat menyeru dalam
Al-qur’an. Dan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Pohon kurma disifati
dengan 4 sifat, yaitu :
1.
Pohon yang
baik itu adalah pohon yang enak dipandang baik bentuknya, baik aromanya, baik
buahnya, baik kegunaannya (buahnya lezat) dan memberikan manfaat yang sangat
besar.
2.
Akarnya
teguh (sisa akarnya melekat dan kuat tidak akan tercabut).
3.
Cabangnya
menjulang ke langit (keadaannya sempurna dapat memanjangkan daun), dan apabila
daunnya jatuh maka akan membusuk didalam tanah, untuk itu buahnya harus bersih
dari berbagai kotoran.
4.
Pohon itu
memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya (akan berbuah setiap
waktu dengan seizin Allah, kekuasaan-Nya, penciptaan-Nya dan Anugerah-Nya), dan
apabila pohon-pohon itu memberikan buahnya setiap waktu itu sudah merupakan
aturan musim.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas, bahwa kalimat yang baik itu seperti ucapan : dan pohon yang
baik itu adalah pohon kurma, begitu pula menurut Ibnu Mas’ud.
Diriwayatkan
pula dari Anas Bin Amr dari Nabi Muhammad SAW dan hadits Ibnu Amr yang
diriwayatkan oleh Bukhori berkata : “Rasulullah SAW bersabda : beritakan aku
mengenai pohon yang menyerupai sifat orang-orang muslim, yang daunnya tidak
berguguran baik di musim panas ataupun musim dingin dan memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Ibnu Amr berkata : sebagaimana terjadi
pada diriku ketika Abu Bakar dan Umar melihat pohon kurma, kami tidak dapat
berbicara apapun, sampai-sampai kami tidak dapat mengucapkan sesuatu.
Rasulullah SAW berkata : itulah yang dinamakan pohon kurma.
(ويضرب الله الآمثال) Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia, supaya
dapat menambah pemahaman dan akal fikiran juga gambaran mengenai pohon kurma
tersebut, karena makna-makna perumpamaan itu harus dapat diterima oleh akal
dengan perasaan yang melekat, menghilangkan sesuatu yang tersembunyi dan
keraguan didalamnya sehingga dapat menjadikan makna tersebut sesuatu yang dapat
disentuh oleh perasaan dan fikiran. Dalam hal ini, manusia mengajak kita untuk
memikirkan adanya kebesaran Allah dengan adanya perumpamaan-perumpamaan ini,
dan memikirkan hal-hal yang tersirat didalamnya untuk dapat memahami tujuan
dari makna-makna tersebut.
C. Kandungan
Surat An-Nahl Ayat 125
أدع الى سبيل ربك
بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتى هي أحسن ان ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله
وهو أعلم بالمهتدين .
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Analisi Surat An-Nahl Ayat 125 :
(أدع الى سبيل ربك) Menyeru manusia ke jalan Allah dan mengesakan Allah adalh merupakan
sesuatu yang penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, inipun merupakan
sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW. Allah memerintahkan Rasulullah SAW
untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan pelajaran. tampaklah bahwa Allah
Swt. menggariskan tiga cara menyeru manusia pada Islam, yaitu: hikmah,
peringatan/nasihat yang baik, dan debat. Sebagaimana potongan ayat dibawah ini
:
أدع الى سبيل ربك Wahai Rasul, serulah manusia ke jalan Tuhan-Mu yaitu agama Islam
melalui pelajaran yang baik dan perkataan yang baik, yaitu pelajaran dan
teguran yang dapat mempengaruhi hatinya juga memberikan peringatan kepada
mereka untuk takut akan siksa Allah SWT. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
{ بالحكمة } بالقرآنHikmah adalah al-burhân al-‘aqlî (argumentasi logis). Maksudnya,
argumentasi yang masuk akal, yang tidak dapat dibantah, dan yang memuaskan.
Cara demikian dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan siapa saja. Sebab,
manusia tidak dapat menutupi akalnya di hadapan argumentasi-argumentasi yang
pasti serta pemikiran yang kuat. Argumentasi logis mampu membongkar rekayasa
kebatilan, menerangi wajah kebenaran, dan menjadi api yang mampu membakar
kebobrokan sekaligus menjadi cahaya yang dapat menyinari kebenaran. Al-
Quran datang dengan hujah-hujah yang jelas dan argumentasi-argumentasi yang
logis. Hikmah, memang, kadangkala berarti menempatkan persoalan
pada tempatnya; kadangkala juga berarti hujjah atau argumentasi. Dalam ayat
ini, tidak mungkin ditafsirkan dengan makna ‘menempatkan persoalan pada
tempatnya’. Makna hikmah dalam ayat ini adalah hujah dan argumentasi.
Jumhur ulama memaknai hikmah yang dikaitkan
dengan dakwah sebagai perkataan tegas dan benar yang dapat membedakan yang hak
dan batil, sedangkan hikmah yang disambungkan dengan al-Quran maksudnya adalah
As Sunnah.
Dakwah dengan cara hikmah umumnya diberikan
oleh seseorang untuk menjelaskan sesuatu kepada pendengarnya yang ikhlas untuk
mencari kebenaran. Hanya saja, ia tidak dapat mengikuti kebenaran kecuali
bila akalnya puas dan hatinya tenteram.
Cara mengemban dakwah yang kedua, adalah والموعظة الحسنة (mau‘izhah hasanah) atau peringatan yang baik. Itu berarti mempengaruhi perasaan manusia tatkala akal mereka diseru dan mempengaruhi pemikiran mereka tatkala perasaannya diseru. Dengan begitu, pemahaman mereka terhadap apa yang mereka dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat untuk melaksanakannya serta beraktivitas untuk meraihnya. Al-Quran telah mempraktikkan hal itu. Pada saat ia menyeru pemikiran, ia pun mempengaruhi perasaan manusia. Nasihat yang baik umumnya melalui cara berita gembira dan berita peringatan dari Allah Pencipta alam.
Cara mengemban dakwah yang kedua, adalah والموعظة الحسنة (mau‘izhah hasanah) atau peringatan yang baik. Itu berarti mempengaruhi perasaan manusia tatkala akal mereka diseru dan mempengaruhi pemikiran mereka tatkala perasaannya diseru. Dengan begitu, pemahaman mereka terhadap apa yang mereka dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat untuk melaksanakannya serta beraktivitas untuk meraihnya. Al-Quran telah mempraktikkan hal itu. Pada saat ia menyeru pemikiran, ia pun mempengaruhi perasaan manusia. Nasihat yang baik umumnya melalui cara berita gembira dan berita peringatan dari Allah Pencipta alam.
Adapun cara yang ketiga adalah (وجادلهم
بالتى هي أحسن) (debat) dengan cara yang baik, yaitu diskusi terbatas pada
ide. Debat dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argumentasi
yang batil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan benar,
berdasarkan kajian hingga sampai pada suatu kebenaran. Karena itu, seperti
telah disebut, debat mengandung dua sifat, yaitu merobohkan dan membangun;
menjatuhkan dan menegakkan argumentasi-argumentasi.
ولاتجادل أهل
الكتاب الا بالتى هي أحسن الا الذين ظلموا منهم - العنكبوت : 46
“Dan janganlah kamu
berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik kecuali
dengan orang-orang dzalim diantara mereka”. (QS. Al-Ankabut : 46).
Ini
merupakan perintah kepada Nabi Muhammad dari Allah untuk mengajarkan mereka
dengan perkataan yang lemah lembut dan nasehat yang lembut pula. Sebagaimana
ketika Musa dan Harun AS, diutus ke Fir’aun, dalam ucapannya :
فقولا له قولا
لينا لعله يتذكر أو يخشى - طه : 44
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha : 44).
Ayat-ayat tersebut menggambarkan bahwa debat itu haruslah dalam
rangka mengungkapkan kebenaran sebagai benar dan kebatilan sebagai batil di
hadapan orang yang tetap ‘ngotot’ dengan kebatilannya dan kuat penentangannya
sekalipun telah jelas kebenaran di antara kebatilan seperti jelasnya matahari
di siang bolong. Caranya dengan merobohkan argumen batil, menyerang
argumentasi batil, serta menelanjangi kebatilan tersebut dengan
argumentasi benar secara mengakar dan tepat, lalu dibangunlah kebenaran atas
dasar argumen atau dalil yang tepat tersebut. Inilah hakikat debat yang dikehendaki
Allah Swt.
Untuk wajib bagi setiap Da’I untuk
melaksanakan dakwah keIlahian.
(ان ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله) Allah telah mengetahui orang-orang yang celaka dan orang-orang yang bahagia, dan bagi orang yang bahagia dan tahu akan kebenaran maka Allah akan diberikan petunjuk.. Allah pun lebih mengetahui siapa yang tersesat dan siapa yang mendapatkan petunjuk, bagi orang yang mendapatkan petunjuk diperbolehkan untuk bertemu denagn Tuhan-Nya. Wahai Muhammad, petunjuk itu tidak hanya bagi kamu tetapi bagi orang selain kamu yaitu bagi orang yang menyampaikan ajarannya dan orang yang mulia. Sebagaimana dalam firman Allah :
(ان ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله) Allah telah mengetahui orang-orang yang celaka dan orang-orang yang bahagia, dan bagi orang yang bahagia dan tahu akan kebenaran maka Allah akan diberikan petunjuk.. Allah pun lebih mengetahui siapa yang tersesat dan siapa yang mendapatkan petunjuk, bagi orang yang mendapatkan petunjuk diperbolehkan untuk bertemu denagn Tuhan-Nya. Wahai Muhammad, petunjuk itu tidak hanya bagi kamu tetapi bagi orang selain kamu yaitu bagi orang yang menyampaikan ajarannya dan orang yang mulia. Sebagaimana dalam firman Allah :
انك لا تهدي من
أحببت ولكن الله يهدي من يشاء - القصص : 56
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang dikehendaki-Nya”.
(QS. Al-Qhashash : 56).
ليس عليك هداهم
ولكن الله يهدي من يشاء - البقرة : 272
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Baqoroh : 272).
Adapun urutan langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
Adapun urutan langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
1.
Oleh
tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya
itu keterampilan maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep,
maka urutannya akan berbeda dari bila tujuannya keterampilan; demikian seterusnya.
2.
Oleh
kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaiknya banyak menggunakan
ceramah. Jika guru lihai bernyanyi ia dapat menggunakan bernyanyi sebagai cara
mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan rumusan pengajaran.
3.
Oleh
keadaan alat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan
alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen
yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus tersedia. Bila tidak ada, maka
metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
4.
Oleh
jumlah murid. Bila muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas, maka
metode ceramah lebih baik dari pada metode diskusi. Jalan pengajaran
(langkah-langkah mengajar) metode ceramah tentu berbeda dari langkah mengajar
dalam metode diskusi.
D. Kandungan Surat An-Ahzab
Ayat 2
تَعْمَلُونَ خَبِيراً وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى
إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا
Artinya
:
“Dan
ikutilah apa yang telah diwahyukan kepada engkau darl Tuhan engkau ; Sesungguhnya
Allah terhadap apa yang kamu kerjakan adalah Maha Tau”.
Analisi
Surat An-Ahzab Ayat 2
Pada ayart
pertama dijelaskan Nabi akan selalu
mengajak orang lain supaya bertaqwa. Namun ajakan beliau kepada orang lain itu
tidak akan ada artinya, cuma akan jadi cemoohan orang kalau beliau hanya
menyuruh padahal dia sendiri tidak bertaqwa. Sebab itu maka Allah menasehatkan
kepadanya supaya taqwa itu ditanamnya teguh terlebih dahulu dalam dirinya,
sehingga orang lain yang diajak bertaqwa akan mematuhi dengan baik dan setia,
sebab mereka melihat contohnya pada tingkah laku beliau sendiri.
"Dan janganlah engkau ikuti orang-orang
yang kafir dan orang-orang yang munafiq".
Tentu saja ajakan dari
orang kafir dan munafiq tidak boleh dituruti. Ini pun suatu perintah mawas diri
daripada Allah kepada Rasul-Nya. Karena kadang-kadang kafir dan munafiq itu
akan menyusun juga ajakan-ajakan yang pada lahirnya manis, padahal dalam
batinnya berisi ajakan yang pahit.
Kemudian datang sambungan ayat:
"Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui,
Maha Bijaksana."(Ujung ayat 1).
Allah menutup
peringatan-Nya terhadap RasulNya dengan kata demikian. Ialah karena orang yang
kafir, apa lagi orang munafiq kerap kali . mengeluarkan perkataan yang manis,
padahal mengandung maksud hendak menyeret Rasul ke dalam perangkap yang telah
mereka pasang.
Di ayat pertama melarang
mengikuti kehendak kafir dan munafiq, dan di ayat kedua dijelaskan bahwa jalan
yang akan ditempuh hanya satu, yaitu mengikuti wahyu yang diturunkan Tuhan
dari alif sampai yaa.
Dari pangkal jalan
sampai ke ujung jalan, jangan disela-sela dengan yang lain. Sebab. jalan lurus
itu hanya satu, yaitu jalan Allah. Adapun jalan kafir dan munafiq tidaklah bersumber
dari wahyu Ilahiy, melainkan dari fikiran manusia atau perdayaan syaithan.
"Sesungguhnya Allah terhadap apa yang kamu
kerjakan adalah Maha Tahu." (hujung ayat 2)
Oleh karena Allah Maha
Tahu dan Maha Teliti atas segala perbuatan yang dikerjakan oleh manusia,
jelaslah bahwa hati sanubari manusia pun dalam kontrole Tuhan selalu. Dia tidak
boleh menyeleweng dari garis yang ditentukan-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kandungan Surat Al-A’raf ayat
176-177
Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa bagi orang-orang
yang mengamalkan ayat-ayat Allah akan di tinggikan derajatnya, dan apabila bagi
orang-orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah karena cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa narfsunya. maka Allah tidak akan memberikan hidayah
baginya. Orang yang seperti itu diumpamakan seperti seekor anjing apabila
dihalau ia mengululurkan lidahnya dan apablia dibiarkan ia mengulurkan lidahnya
pula. Begitu hinanya orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah sehingga
Allah akan memberikan peringatan kepada orang yang demikian itu.
Dalam ayat ini menggunakan metode cerita dalam ruang lingkup pendidikan.
2. Kandungan Surat Ibrahim ayat 24-25
Dalam ayat ini menggunakan metode cerita dalam ruang lingkup pendidikan.
2. Kandungan Surat Ibrahim ayat 24-25
Ayat tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita
untuk merenungi dan mentafakuri ciptaan Allah agar dapat diambil hikmah dan
pelajarannya. Seperti ayat-ayat Allah yang memiliki kandungan-kandungan makna
yang tersirat. Dan metode pengajaran dalam ayat ini adalah kontemplasi.
3. Kandungan Surat An-Nahl ayat
125
Dalam ayat di atas terdapat beberapa metode pengajaran,
yaitu :
a. Metode hikmah (pelajaran)
a. Metode hikmah (pelajaran)
b Metode nasihat yang baik
c. Metode bantahan yang baik dan perkataan yang lemah lembut
4. Kandungan Surat Al-Ahzab ayat 2
Pegangan hidup bagi Rasul dan bagi
tiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul. Agama Islam hukanlah
semata-mata anutan dan pelukan. Dia bukan semata-mata aqidah yang masuk akal
atau yang disebut "rasionil". Dan bukanlah semata-mata beribadat,
melakukan sembahyang, puasa, zakat dan hajji menurut peraturan, rukun dan
syarat yang tertentu.
Al-Islam bukanlah semata-mata
mempertengkarkan soal-soal khilafiyah hasil ijtihad Ulama-Ulama terkemuka.
Islam adalah kumpulan dari itu semuanya yang dijiwai oleh rasa kesadaran bahwa
kita melangkah dalam arena kehidupan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab
berhadapan dengan Tuhan.
Dapat kita tegaskan lagi bahwa agama
Islam itu ialah disiplin yang keras terhadap diri sendiri, terutama dalam
kedudukan orang sebagai pemimpin.
Pendirian yang tegas dan pegangan
yang teguh, berani menghadapi segala kemungkinan di dalam mempertahankan
pendirian. Itu sebabnya maka pada ayat yang pertama sekali diperingatkan
kepada Rasul sendiri agar beliau sekali-kali jangan mengacuhkan dan mengikuti
kehendak dan permintaan orang-orang yang telah nyata kafir, apatah lagi
munafiq.
B.
Kritik dan Saran
Dalam
sebuah peribahasa disebutkan “Tiada
Gading yang Tak Retak” dan juga tidak ada satupun yang sempurna didunia
ini, karena kesmpurnaan hanya milik Allah, begitupun makalah ini yang kami
yakin masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran maupun kritik membangun
dari semua pihak, Khusunya Bapak Dosen Victor Imaduddin Ahmad, S.Th.I, M.Ag
untuk berkenan membimbing kami, karena saran dan kritik yang membangun
merupakan embun kesegaran bagi kami yang tengah haus akan ilmu dan sebagai
bekal kami untuk menapaki dunia pendidikan Agama Islam khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Wahbah Ar-Rahili,
DR, Ust, Tafsir Munir (Dalam Aqidah,Syari’ah dan Manhaj), Beirut, Libanon :
Darul Fikr Al-Ma’ashir, 1991 M/1411 H, cet. 1.
Ahmad Tafsir, DR,
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1994,
cet.2.
Nur Uhbiyati, Hj.
Dra, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1998, cet.2.
Muhammad Quthb,
Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT Al-Ma’arif, 1993, Cet III
Jalaludin Muhammad
Ibnu Ahmad Al Mahly, Tafsir Al-Quranul Adzim, Daarul Ilmi, Juz
1 komentar:
thanks for your help sehignga can help me I take dsedikit it ....
Posting Komentar